HAMBATAN MEMBACA DAN CARA MENGATASINYA

Ada beberapa hambatan yang sering dijumpai pada orang-orang tertentu di dalam membaca sehingga orang tersebut tidak bisa membaca secara cepat dan efisien. Hambatan-hambatan ini banyak berkaitan dengan kebiasaan membaca yang dipraktekkan sejak masa kecil dan terbawa-bawa sampai dewasa.
Beberapa hambatan tersebut di antaranya adalah:

1. Membaca Bersuara
Membaca bersuara artinya mengucapkan setiap kata yang dibaca, baik keras maupun lunak. Untuk mengetahui apakah kita membaca bersuara atau tidak, letakkan tangan di leher pada sat membaca. Bila ada getaran di leher berarti kita mengeluarkan suara. Ada orang yang membaca dengan melafalkan kata demi kata yang dibaca. Mungkin orang tersebut kurang puas jika kata-kata yang dibaca itu tidak diucapkan. Cara membaca seperti ini selain akan mengganggu orang lain, juga akan memperlambat pembacaan. Lambat karena kata demi kata dibaca atau satu demi satu. Di samping itu, pembaca akan) mudah lelah karena meng-ucapkan kata demi kata yang dibaca itu me-ngeluarkan banyak energi. (bandingkan de-ngan orang yang sedang mengajar di depan kelas, atau yang sedang berpidato).
Untuk mengatasi ini dapat dilakukan dua cara. Pertama dengan merapatkan bibir ketika membaca; dan kedua, dengan menguyah permen karet.

2. Menggerakkan Bibir
Ada lagi yang membaca dengan menggerakkan bibir. Bibirnya komat-kamit meng-ikuti bunyi huruf di dalam teks bacaan.
Cara membaca sepeti ini selain kurang enak di pandang mata (karena bibir terus komat-kamit) juga kurang cepat dan efisien karena si pembaca pada dasarnya membaca kata demi kata (bahkan huruf demi huruf) yang ada di dalam teks bacaan. Cara membaca dengan komat-kamit juga bisa membuat bibir cepat lelah, rahang atas dan bawah pegal, dan pada akhirnya mempengaruhi daya tahan baca.
Lakukan hal-hal berikut ini untuk mengatasi hambatan membaca dengan gerakan bibir:
1. Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut.
2. Kunyahlah permen karet.
3. Ambil pensil atau sesuatu yang lain yang cukup ringan, lalu jepit dengan kedua bibir (bukan gigi), usahakan
4. pensil itu tidak bergerak.
5. Ucapkan berulang-ulang, “satu, dua, tiga” atau “”tu, wa, ga.”
6. Bersiullah dengan tanpa mengeluarkan suara.

3. Menunjuk Kata
Sebagian lagi ada yang membaca de-ngan menunjuk-nunjuk teks yang sedang dibacanya dengan jari atau alat tulis. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan efesien karena si pembaca melakukan pembacaan kata demi kata. Di samping itu, cara membaca dengan menunjuk-nunjuk ini juga bisa membuat tangan cepat lelah dan pada akhirnya bisa mempengaruhi daya tahan baca.
Untuk mengatasi hambatan ini bisa dilakukan dua cara berikut. Pertama dengan memasukan tangan yang suka menunjuk-nunjuk itu ditugaskan memegang buku yang sedang dibaca (sekaligus jari telunjuk dan jempol ditugaskan untuk menyiapkan dan membuka `halaman berikut’ yang akan dibaca).

4. Menggerakkan Kepala
Kebiasaan membaca dengan menggerakkan kepala merupakan bawaan sejak kecil. Gerakan ini sangat menghambat kecepatan membaca. Seharusnya kita cukup menggerakkan bola mata pada saat membaca. Mata kita mempunyai kemampuan melihat beberapa objek benda dalam satu keumpulan. Demikian juga dalam membaca, kita mampu melihat beberapa kelompok kata sekaligus sehingga untuk melihat kata yang berdekatan kita tidak perlu menggerakkan kepala, tetapi cukup dengan menggerakkan mata.

Untuk mencegah adanya gerakan kepala pada saat membaca, lakukan hal-hal berikut ini.
1. Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, maka hentikanlah gerakan kepala Anda.
2. Peganglah dagu seperti memegang jenggot dan bila kepala bergerak, segera hentikan.
3. Letakkan ujung jari telunjuk di hidung. Bila terasa kepada Anda bergerak, segerak hentikan.

5. Regresi
Regresi artinya kembali ke belakang atau melihat kembali kata yang telah terlewati, padahal
seharusnya dalam membaca mata terus bergerak ke depan atau ke kanan dan tidak kembali ke
kata di sebelah kiri. Hal ini sangat menghambat kecepatan membaca. Regreasi tidak membuat
pemahaman kita menjadi lebih baik akan tetapi justru bisa menjadi kacau. Keinginan melihat ke
belakang antara lain karena kurang percaya diri, merasa kurang tepat menangkap arti, merasa
kehilangan sesuatu, atau salah baca pada sebuah kata.

Untuk mengatasi regresi dapat ditempuh cara berikut ini.
1. Tanamkan kepercayaan diri. Jangan berusaha mengerti setiap kata atau kalimat di paragraf itu. Jangan terpaku pada detail. Teruslah membaca tanpa tergoda untuk kembali ke belakang.
2. Hadapi bahan bacaan. Apa yang sedang Anda baca, bacalah terus dan yang sudah tertinggal, tinggalkan saja. Teruskan membaca dan perhatikan apa yang sedang Anda hadapi.
3. Terus saja baca hingga kalimat selesai. Apa yang Anda rasa tertinggal nanti akan Anda temui lagi. Teruslah membaca, maka Anda akan mengetahui bahwa Anda benar-benar tidak kehilangan sesuatu.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More